Perkembangan model atom
1. Identitas :
- Nama Guru : Desi Amalia, S. Pd, Gr.
- Mata Pelajaran : Kimia
- Kelas : X.3 , X.5 dan X.6
- Pertemuan : Minggu ketiga
- Materi :
PERKEMBANGAN
MODEL ATOM
Pernakah kalian mengamati gula pasir atau garam
dapur yang dihaluskan? Butiran – butiran gula pasir atau garam dapur yang
terbentuk apakah masih memiliki sifat gula atau garam dapur ? Tentunya butiran
– butiran tersebut masih memiliki sifat zat asalnya. Coba kalian perhatikan
proses pelarutan gula pasir pada gambar dibawah ini ! Setiap materi,misalnya
gula pasir jika ditumbuk sampai halus maka sifat butir-butir yang terkecil
sekalipun masih serupa dengan sifat gula pasir semula, hanya ukurannya saja yang
berubah. Apabila proses pemecahannya diteruskan hasilnya tetap masih mempunyai
sifat-sifat gula pasir. Bahkan ketika dimasukkan dalam airpun rasa manis gula
pasir masih bisa dirasakan.
Gambar 1.1. Proses Pelarutan Gula
Butir – butir gula pasir yang terkecil ini pada
awalnya dinamakan dengan partikel. Dengan demikian,setiap materi gula pasir
yang kita kenal terdiri atas kumpulan partikel gula pasir yang jumlahnya banyak
sekali. Setiap materi bukan merupakan satu kesatuan,tetapi merupakan kumpulan
dari partikel – partikel yang sangat
banyak. Oleh karena partikel – partikel itu terdiri atas satu kesatuan maka
berarti setiap materi terdiri atas bagian – bagian yang diskontinu (terputus –
putus). Pemikiran ini mendasari pengertian tentang atom yang telah mengalami
perkembangan cukup lama. Teori Atom merupakan salah satu teori yang digunakan
untuk mengenali sifat dari sebuah benda. Menurut sejarah yang tercatat, penemu
Teori Atom adalah seorang yang berasal dari Yunani, yakni Democritus, berikut
perkembangan teori atom dari zaman ke zaman:
1. Model Atom Dalton
John Dalton (1776-1844) adalah ilmuwan yang
pertama mengembangkan model atom pada 1803 hingga 1808. Hipotesis Dalton
digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti tolak peluru. Teori
atom Dalton didasarkan pada anggapan:
•
Semua benda
tersusun atas atom
•
Atom-atom
tidak dapat dibagi maupun dipecah menjadi bagian lain
•
Atom-atom
tidak dapat dicipta maupun dihancurkan
•
Atom-atom
dari unsur tertentu adalah indentik satu terhadap lainnya dalam ukuran, massa,
dan sifat-sifat yang lain, namun mereka berbeda dari atom-atom dari unsur-unsur
yang lain.
•
Perubahan
kimia merupakan penyatuan atau pemisahan dari atom-atom yang tak dapat dibagi,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Gambar 1.2 Model
Atom Dalton
Namun sayangnya, teori Dalton tidak dapat
menjelaskan bagaimana atom sebagai bola pejal dapat menghantarkan arus listrik.
Padahal, listrik adalah elektron yang bergerak. Ia tak sempat membuktikan
partikel lain yang menghantarkan arus listrik.
Secara garis besarnya Teori Dalton memiliki
kelemahan antara lain:
•
Masih ada
partikel sub atomik yang menyusun atom (proton, neutron, elektron)
•
Atom atom
dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda
•
Tidak
mengenal muatan/ sifat listrik materi sehingga tidak bisa menjelaskan bagaimana
cara atom dapat berikatan
•
Beberapa
unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul, seperti molekul unsur
terbentuk dari atom sejenis dengan jumlah tertentu.
2.
Model Atom Thomson
Pada awal abad ke-20, JJ Thomson menggambarkan
atom seperti bola pejal, yaitu bola padat yang bermuatan positif. Di
permukaannya, tersebar elektron yang bermuatan negatif. Thomson membuktikan
adanya partikel yang bermuatan negatif dalam atom..
Gambar
1.3. Model Atom Thomson
Namun sayangnya teori atom
Thomson juga memiliki kekurangan, yaitu
•
tidak
adanya lintasan elektron dan tingkat energi.
•
tidak dapat
menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam atom
3. Model Atom Rutherford
Ernest Rutherford, ahli fisika
kelahiran Selandia Baru adalah salah satu tokoh yang
berjasa dalam pengembangan
model atom. Rutherford membuat model atom
seperti tata surya.
•
Atom adalah
bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya.
•
Inti atom
bermuatan positif. Selain itu, massa atom terpusat apda inti atom.
Model ini persis seperti
bagaimana planet mengelilingi matahari. Rutherford berjasa mengenalkan konsep lintasan atau kedudukan
elektron yang kelak disebut dengan kulit atom. Namun model atom Rutherford
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Model
Atom Rutherford
Gambar
1.4 Model Atom Rutherford
4. Model Atom Niels Bohr
Niels Bohr, ahli fisika dari
Denmark adalah ilmuwan pertama yang mengembangkan teori struktur atom pada
1913. Teori tentang sifat atom yang didapat dari pengamatan Bohr:
•
Atom
terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
•
Elektron
bisa berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingge energi elektron atom itu tidak akan berkurang
•
Jika
berpindah ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi.
•
Jika
berpindah ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
Kedudukan elektron-elektron
pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut
kulit-kulit elektron.
Gambar
1.5 Model atom Niels Bohr
Menunjukkan bahwa atom terdiri
dari beberapa kulit. Kulit ini adalah tempat berpindahnya elektron. Kesimpulan
yang diperoleh adalah selama electron-elektron berada di lintasan energinya
relatif tetap. Elektron-elektron yang berputar mengelilingi inti atom berada
pada lintasan atau tingkat energi tertentu yang kemudian dikenal dengan sebutan
kulit atom. Dasar inilah yang digunakan untuk menentukan konfigurasi elektron
suatu atom.Namun model atom Bohr memiliki
Kelemahan,yaitu :
•
Adanya
radius dan orbit. Ini tidak sesuai dengan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
yang menyatakan radius tidak bisa ada bersamaan dengan orbit.
•
Selain itu,
model atom Bohr juga tidak menjelaskan Efek Zeeman. Efek Zeeman adalah ketika
garis spektrum terbagi karena adanya medan magnet
5. Model Atom Mekanika Kuatum
Setelah abad ke-20, pemahaman
mengenai atom makin terang benderang. Model atom modern yang kita yakini
sekarang, telah disempurnakan oleh Erwin Schrodinger pada 1926. Schrodinger
menjelaskan partikel tak hanya gelombang, melainkan gelombang probabilitas.
Kulit-kulit elektrin bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, namun
hanya suatu probabilitas atau kebolehjadian saja. Sebelumnya, Werner Heisenberg
juga mengembangkan teori mekanika kuantum dengan prinsip ketidakpastian.
Prinsip tersebut kurang lebih berbunyi: "Tidak mungkin dapat ditentukan
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari
inti atom." Awan elektron di sekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian
ditemukannya elektron yang disebut orbital dimana orbital menggambarkan tingkat
energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau nyaris
sama akan membentuk sub-kulit. Kumpulan beberapa sub-kulit akan membentuk
kulit. Dengan demikian, kulit terdiri dari beberapa sub-kulit, dan sub-kulit
terdiri dari beberapa orbital.
Model atom dengan orbital
lintasan elektron ini disebut sebagai model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku hingga saat ini
Komentar
Posting Komentar